🦣 Pembuatan Keramik Dengan Cara Membuat Pilinan Kecil Seperti Cacing Disebut

JuwanTaofik Alfandi. Teknik coil (lilit pilin): merupakan teknik pembuatan keramik dengan cara membuat pilinan kecil seperti cacing. Teknik tatap batu/pijat jari (pinch) :cara pembuatan keramik dengan membuat bulatan tanah liat yang dipijit dari tengah. Teknik slab (lempengan) : pembuatan keramik dengan cara membuat lempengan dari tanah liat. Daribentuk yang polos, hingga cangkir keramik dengan berbagai aksen yang unik. Cangkir dengan aksen yang unik inilah yang sering digunakan sebagai oleh-oleh atau souvenir. 3. Gelas amazon.com. Sama seperti asbak dan cangkir keramik, kerajinan keramik berbentuk gelas ini seringkali kita gunakan di rumah. Teknikpilin (coil) yakni suatu teknik pembentukan badan keramik yang dapat dilakukan secara manual caranya dengan menggunakan tanah liat yang digulung hingga akan membentuk pilinan tanah. Adapun cara untuk membuat keramik dengan teknik pilin, yaitu sebagai berikut: 1. Buat pilinan di atas meja. 2. Buat lempengan lingkaran sebagai alas. 3. Teknikcoil (lilit pilin): merupakan teknik pembuatan keramik dengan cara membuat pilinan kecil seperti cacing. Contoh: Teknik tatap batu/pijat jari (pinch) :cara pembuatan keramik dengan membuat bulatan tanah liat yang dipijit dari tengah. UntukDIRECT (DOC) PEMBUATAN KERAMIK Ginan Kosim - Academia.edu,Teknik Pembuatan Keramik Teknik yang umum digunakan dalam proses pembuatan keramik yaitu : Teknik coil Merupakan teknik pembuatan keramik dengan cara membuat pilinan kecil seperti cacing. ContohProposal Bisnis Kerajinan Keramik Rabu, 17 Agustus 2016 Terdapatbeberapa teknik pembuatan keramik secara umum yang perlu diketahui, diantaranya teknik pijit, pilin, putar, lempeng, cetak dan cor. 1. Tekik pijit (pinching) Teknik pijit atau yang disebut pinching adalah teknik membantuk keramik dengan tangan langsung tanpa menggunakan alat bantu. Proses pembuatan keramik dengan teknik pijit dapat Setelahmenjadi lempengan dengan ketebalan yang sama, Anda dapat memotong dengan pisau atau kawat sesuai dengan ukuran yang Anda inginkan. Selanjutnya, Anda dapat membuat menjadi bentuk kubus atau persegi. Kemudian, tahap akhir diberi hiasan dengan cara ditoreh pada saat tanah setengah kering. 2. Teknik P?at (Pinching) Teknikpilin merupakan salah satu teknik yang dapat digunakan dalam proses pembuatan kerajinan tangan berbahan dasar tanah liat atau gerabah. Dikutip dari buku Terampil Berkreasi, Nandang Subarnas (2005: 74), pengertian teknik pilin ialah teknik membentuk bahan baku tanah liat dengan cara memilin sehingga tampak seperti tali. ADVERTISEMENT. zGclwa. 6 Teknik Pembuatan Gerabah Bahan bawah yang digunakan untuk membuat gerabah adalah tanah liat. Sebelum dibuat gerabah, belet tersebut diproses lebih-lebih tinggal internal beberapa tahapan. Selain itu, ada lagi bahan tambahan lain, yaitu kaolin. Bulan-bulanan dasar yang digunakan untuk membuat gerabah adalah lempung. Sebelum dibuat gerabah, tanah liat tersebut diproses terlebih dahulu kerumahtanggaan beberapa janjang. Selain itu, ada juga bahan tambahan tak, merupakan kaolin. Lempung yang sudah siap kemudian dibentuk dengan tangan bersama-sama ataupun menunggangi organ perot. Bentuk gerabah yang akan dibuat disesuaikan dengan fungsi benda tersebut saat digunakan. Cak semau gerabah yang digunakan cak bagi perkakas memasak seperti periuk dan belanga, ada yang digunakan cak bagi menyimpan air ataupun beras sama dengan tempayan, ada nan digunakan bagi menyimpan air minum seperti kendi, dan terserah nan digunakan bikin hiasan seperti buyung dan botol bunga. Dalam membuat benda nan terbuat berpangkal bahan kapling liat diperlukan teknik-teknik tertentu seyogiannya dalam prosesnya mudah dan efektif. Adapun teknik-teknik yang biasanya digunakan maka itu penghasil gerabah atau tegel antara lain teknik lempeng, teknik p?at, teknik pilin, teknik benyot, teknik cetak tekan, dan teknik tuang. 1. Teknik Lempeng Slabing Teknik lempeng slabing merupakan teknik yang digunakan bagi membuat benda gerabah berbentuk kubistis dengan satah rata. Teknik ini diawali dengan pembuatan lempengan kapling liat dengan menggunakan kumparan kayu penggilas. Sehabis menjadi lempengan dengan ketebalan nan sama, Dia boleh memotong dengan pisau alias kawat sesuai dengan ukuran yang Anda inginkan. Selanjutnya, Anda dapat membuat menjadi rang kubus atau persegi. Kemudian, tahap penghabisan diberi paesan dengan mandu ditoreh kapan tanah setengah kering. 2. Teknik P?at Pinching Teknik p?at pinching yakni teknik membentuk ubin dengan prinsip mem?at tanah pekat sambil menggunakan tangan. Maksud dari penggunaan teknik ini ialah agar tanah liat bertambah padat dan tidak mudah mengelupas sehingga hasilnya akan resistan lama. Proses p?at dapat dilakukan dengan kaidah umpama berikut. a. Ambil segumpal lahan liat plastis. b. Persil liat tersebut diulet-ulet dan dip?itp?it dengan induk jari sewaktu dibentuk sesuai dengan tulangtulangan benda yang kamu inginkan. c. Haluskan menggunakan kuas atau tiras lembut. 3. Teknik Pilin Coiling Teknik pilin coiling adalah cara menciptakan menjadikan belet dengan tulangtulangan dasar petak liat yang dipilin atau dibentuk sama dengan tali. Mandu melakukan teknik ini yakni segumpal tanah liat dibentuk pilinan dengan kedua jejak kaki tangan. Ukuran tiap pilinan disesuaikan dengan ukuran yang Anda inginkan. Panjangnya pilinan juga disesuaikan dengan kebutuhan. Kemudian, pilinan lahan liat tersebut Sira susun secara melingkar sehingga menjadi rangka yang Beliau inginkan. Jangan tengung-tenging tiap nikah ditekan dan tambahkan air hendaknya bersebelahan. 4. Teknik Putar Throwing Bikin membuat gerabah dengan teknik serong throwing, Beliau memerlukan radas bantu berupa subang pelarik atau alat putar listrik. Cara berbuat teknik ini adalah dengan mengambil segumpal lahan liat yang plastis dan kecil-kecil. Setelah itu, taruhlah belet di atas meja putar tepat di perdua- tengahnya. Lalu, tekan tanah liat dengan kedua tangan bersama-sama diputar. Bentuk tanah liat sesuai dengan bentuk nan diinginkan. Teknik putar umumnya menghasilkan benda berbentuk bundar atau silindris. 5. Teknik Cetak Tekan Press Teknik cetak tekan dilakukan dengan menekan persil liat nan bentuknya disesuaikan dengan cetakan. Teknik ini dilakukan untuk mendapatkan hasil dengan waktu yang cepat. 6. Teknik Cor maupun Tuang Teknik cor atau tuang digunakan untuk membuat gerabah dengan menggunakan acuan alat cetak. Tanah liat yang digunakan lakukan teknik ini adalah tanah pekat cair. Gemblengan ini biasanya terbuat dari gips. Korban gips digunakan karena gips bisa menyerap air lebih cepat sehingga tanah liat menjadi cepat kering. Sumur Dalam pengerjaan keramik teknik pilin disebut dgn istilah Teknik pengerjaan keramik dgn cara dipilin-pilin mirip cacing disebut…. Select one a. Teknik casting b. Teknik throwing c. Teknik slabbing d. Teknik pinching e. Teknik coilingCara pengerjaan keramik dgn cara dipilinpengerjaan keramik dgn cara membuat opsi kecil seperti cacing disebut..pengerjaan keramik dgn cara membuat pilina kecil seperti cacing disebut di sebut dgn istilah coiling Teknik pengerjaan keramik dgn cara dipilin-pilin mirip cacing disebut…. Select one a. Teknik casting b. Teknik throwing c. Teknik slabbing d. Teknik pinching e. Teknik coiling Jawaban E. Teknik coiling Penjelasan Teknik coiling yakni teknik pembuatan keramik dgn cara dipilinan kecil seperti cacing semoga menolong ^^ Cara pengerjaan keramik dgn cara dipilin opsi dgn bantalan meja kerja atau tangan benda dapat dibuat dgn pilinan atau lempengan tanah bantalan & menyambung pilinan dgn permukaan keseluruhan siap dikeringkanmaaf kalo salah… pengerjaan keramik dgn cara membuat opsi kecil seperti cacing disebut.. di pilin Bosqqq yaa seluruhnya pengerjaan keramik dgn cara membuat pilina kecil seperti cacing disebut Teknik Pilin Smoga membantu 1. Pendahuluan Keramik sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari seperti kaca, piring, gelas,vas, dan sebagainya. Keramik pada awalnya berasal dari bahasa Yunani keramikos yang artinya suatu bentuk dari tanah liat yang telah mengalami proses pembakaran[1]. Kamus dan ensiklopedia tahun 1950-an mendefinisikan keramik sebagai suatu hasil seni dan teknologi untuk dapat menghasilkan barang dari tanah liat yang dibakar, seperti gerabah, genteng, porselin dan sebagainya. Tetapi saat ini tidak semua keramik berasal dari tanah liat. Definisi pengertian keramik terbaru mencakup semua bahan bukan logam dan anorganik yang berbentuk padat[1]. Gambar satu hasil pengolahan bahan keramik[12] Umumnya senyawa keramik lebih stabil dalam lingkungan termal dan kimia dibandingkan elemennya. Bahan baku keramik yang umum dipakai adalah felspard, ball clay, kuarsa, kaolin, dan air. Sifat keramik sangat ditentukan oleh struktur kristal, komposisi kimia dan mineral bawaannya. Oleh karena itu sifat keramik juga tergantung pada lingkungan geologi dimana bahan diperoleh. Secara umum strukturnya sangat rumit dengan sedikit elektron-elektron bebas[1]. Kurangnya beberapa elektron bebas keramik membuat sebagian besar bahan keramik secara kelistrikan bukan merupakan konduktor dan juga menjadi konduktor panas yang jelek. Di samping itu keramik mempunyai sifat rapuh, keras, dan kaku. Keramik secara umum mempunyai kekuatan tekan lebih baik dibanding kekuatan tariknya[1]. 2. Klasifikasi Keramik Pada prinsipnya keramik terbagi atas a. Keramik tradisional Keramik tradisional yaitu keramik yang dibuat dengan menggunakan bahan alam, seperti kuarsa, kaolin, dll. Yang termasuk keramik ini adalah barang pecah belah dinnerware, keperluan rumah tangga tile, bricks, dan untuk industri refractory [1]. b. Keramik halus Fine ceramics keramik modern atau biasa disebut keramik teknik, advanced ceramic, engineering ceramic, technical ceramic adalah keramik yang dibuat dengan menggunakan oksida-oksida logam atau logam, seperti oksida logam Al2O3, ZrO2, MgO, dll. Penggunaannya elemen pemanas, semikonduktor, komponen turbin, dan pada bidang medis[1]. Keramik termasuk dalam kategori thermoset yaitu suatu benda yang telah mengalami pemanasan dan pendinginan kembali tidak dapat berubah lagi kebentuk asalnya. Berdasarkan fungsi dan strukturnya produk keramik dapat dikelompokkan menjadi 2 dua jenis yaitu keramik konvensional dan keramik maju. Keramik konvensional menggunakan bahan konvensional bahan alam fasa amorf. Keramik konvensional dapat dibagi / diolah dalam 2 jenis yaitu Industri keramik berat dua golongan masing – masing terdiri dari refraktori, mortar, abrasive dan industri semen. Industri keramik halus yang terdiri dari industri gerabah / keramik hias, porselen lantai dan dinding tile, saniter, tableware dan isolator listrik[3]. Keramik maju dikenal juga advanced ceramicsmenggunakan bahan baku artifikal murni yang mempunyai fasa kristalin. Beberapa jenis industri keramik maju antara lain • Zirkonia dan silikon, seperti untuk kebutuhan otomotif blok mesin, gear, mata pisau dan gunting. • Barium titanat untuk industri elektronika kapasitor dan gunting. • Keramik nitrid oksida zirkon nitride, magnesium nitride, cilikon karbida digunakan untuk high technologi, cutting tools, komponen mesin, alat ekstraksi dan pengolahan logam. • Fiber optic di industri telekomunikasi, penerangan, gedung pencakar langit dan tenaga surya[3]. 3. Bahan Baku Pembuatan Keramik Secara garis besar bahan baku yang dipergunakan untuk membuat keramik terdiri atas 3 macam triaxial, yaitu tanah liat clay, pasir, dan feldspar. a. Tanah liat clay kandungan utama dari tanah liat antara lain kaolinite montmorillinote, illite, halloysite. Perbedaan kandungan tanah liat memberikan sifat yang berbeda-beda. Sifat tanah liat yang penting untuk pembuatan keramik antara lain plastisitas kemampuan untuk dibentuk tanpa mudah retak, fusibilitas kemampuan untuk dilebur, bahan baku pasir kuarsa, fungsi sebagai bahan non plastik[3]. Gambar 2. Bahan baku tanah liat dihancurkan dan dikeringkan[12] b. Feldspar Bahan baku feldspar berfungsi sebagai bahan pengikat dalam pembuatan keramik, dan menurunkan temperatur pembakaran. Ada beberapa jenis bahan feldspar di antaranya K-feldspar, Na-feldspar, dan Ca-feldspar[3]. Gambar feldspar[14] c. Kaolin Nama kaolin berasal dari Cina, kauling yang berarti pegunungan tinggi, yaitu gunung yang terletak dekat Jakhau Cina yang tanah lempungnya sudah dimanfaatkan dalam pembuatan keramik sejak beberapa abad lalu. Kaolin adalah tanah liat putih yang mempunyai mutu penyusutan yang baik selama pengeringan dan pembakaran. Clay jenis ini merupakan clay yang paling penting dalam pembuatan keramik dan paling putih di antara claylainnya, karena kandungan besinya yang paling rendah. Sifat – sifat kaolin antara lain • Kekuatan keringnya rendah • Titik leburnya 17000C – 17850C • Dalam keadaan kering berwarna putih • Memberi warna putih pada badan keramik • Setelah dibakar berwarna putih[3]. Gambar d. Kuarsa Kuarsa adalah mineral yang berasal dari batuan beku asam metamorf dan sedimen, dalam bentuk dengan komposisi sebagian besar berupa silika dan terdapat pada sebagian batu pasir kuarsa. Fungsi kuarsa di dalam pembuatan keramik adalah • Tidak mengurangi keplastisan dan penyusutan pad abodi keramik. • Mengurangi susut kering dan susut bakar dari tanah liat. • Memudahkan air untuk menguap sewaktu prises pengeringan dan proses pembakaran • Memberi sifat kuat pada barang – barang yan dibuat dan dapat mencegah perubahan bentuk pada waktu dibakar. • Dapat mengurangi daya memuai dari benda yang sudah jadi[3]. Gambar 4. Sifat – Sifat Keramik Setiap bahan memiliki sifat masing – masing yang menunjukkan kelebihan atau kekurangan setiap bahan, begitu pula dengan keramik. Adapun sifat keramik adalah didasarkan pada dua sifat, yaitu sifat mekanik dan sifat listrik sebagai berikut a. Sifat Mekanik Keramik biasanya material yang kuat, dan keras dan juga tahan korosi. Sifat-sifat ini bersama dengan kerapatan yang rendah dan juga titik lelehnya yang tinggi, membuat keramik merupakan material struktural yang menarik[2]. Aplikasi struktural keramik maju termasuk komponen untuk mesin mobil dan struktur pesawat. Misalnya, TiC mempunyai kekerasan 4 kali kekerasan baja. Jadi, kawat baja dalam struktur pesawat dapat diganti dengan kawat TiC yang mampu menahan beban yang sama hanya dengan diameter separuhnya dan 31 persen berat. Semen dan tanah liat adalah contoh yang lain, keduanya dapat dibentuk ketika basah namun ketika kering akan menghasilkan objek yang lebih keras dan lebih kuat. Material yang sangat kuat seperti alumina Al2O3 dan silikon karbida SiC digunakan sebagai abrasif untuk grinding dan polishing[2]. Keterbatasan utama keramik adalah kerapuhannya, yakni kecenderungan untuk patah tiba-tiba dengan deformasi plastik yang sedikit. Ini merupakan masalah khusus bila bahan ini digunakan untuk aplikasi struktural. Dalam logam, elektron-elektron yang terdelokalisasi memungkinkan atom-atomnya berubah-ubah tetangganya tanpa semua ikatan dalam strukturnya putus. Hal inilah yang memungkinkan logam terdeformasi di bawah pengaruh tekanan. Tapi, dalam keramik, karena kombinasi ikatan ion dan kovalen, partikel-partikelnya tidak mudah bergeser. Keramiknya dengan mudah putus bila gaya yang terlalu besar diterapkan[2]. Faktor rapuh terjadi bila pembentukan dan propagasi keretakan yang cepat. Dalam padatan kristalin, retakan tumbuh melalui butiran trans granular dan sepanjang bidang cleavage keretakan dalam kristalnya. Permukaan tempat putus yang dihasilkan mungkin memiliki tekstur yang penuh butiran atau kasar. Material yang amorf tidak memiliki butiran dan bidang kristal yang teratur, sehingga permukaan putus kemungkinan besar mulus penampakannya[2]. Kekuatan tekan penting untuk keramik yang digunakan untuk struktur seperti bangunan. Kekuatan tekan keramik biasanya lebih besar dari kekuatan tariknya. Untuk memperbaiki sifat ini biasanya keramik di-pretekan dalam keadaan tertekan[2]. b. Sifat Hantaran Listrik. Sifat listrik bahan keramik sangat bervariasi. Keramik dikenal sangat baik sebagai isolator. Beberapa isolator keramik seperti BaTiO3 dapat dipolarisasi dan digunakan sebagai kapasitor[2]. Keramik lain menghantarkan elektron bila energi ambangnya dicapai, dan oleh karena itu disebut semikonduktor. Tahun 1986, keramik jenis baru, yakni superkonduktor temperatur kritis tinggi ditemukan. Bahan jenis ini di bawah suhu kritisnya memiliki hambatan = 0. Akhirnya, keramik yang disebut sebagai piezoelektrik dapat menghasilkan respons listrik akibat tekanan mekanik atau sebaliknya[2]. Sering pula digunakan bahan yang disebut dielektrik. Bahan ini adalah isolator yang dapat dipolarisasi pada tingkat molekular. Material semacam ini digunakan untuk menyimpan muatan listrik[2]. Kekuatan dielektrik bahan adalah kemampuan bahan tersebut untuk menyimpan elektron pada tegangan tinggi. Bila kapasitor dalam keadaan bermuatan penuh, hampir tidak ada arus yang lewat. Namun dengan tegangan tinggi dapat mengeksitasi elektron dari pita valensi ke pita konduksi. Bila hal ini terjadi arus mengalir dalam kapasitor, dan mungkin disertai dengan kerusakan material karena meleleh, terbakar atau menguap. Medan listrik yang diperlukan untuk menghasilkan kerusakan itu disebut kekuatan dielektrik. Beberapa keramik mempunyai kekuatan dielektrik yang sangat misalnya sampai 160 kV/cm. Sebagian besar hantaran listrik dalam padatan dilakukan oleh elektron. Di logam, elektron penghantar dihamburkan oleh vibrasi termal meningkat dengan kenaikan suhu, maka hambatan logam meningkat pula dengan kenaikan suhu[2]. Sebaliknya, elektron valensi dalam keramik tidak berada di pita konduksi, sehingga sebagian besar keramik adalah isolator. Namun, konduktivitas keramik dapat ditingkatkan dengan memberikan ketakmurnian. Energi termal juga akan mempromosikan elektron ke pita konduksi, sehingga dalam keramik, konduktivitas meningkat hambatan menurun dengan kenaikan suhu[2]. Beberapa keramik memiliki sifat piezoelektrik, atau kelistrikan tekan. Sifat ini merupakan bagian bahan “canggih” yang sering digunakan sebagai sensor. Dalam bahan piezoelektrik, penerapan gaya atau tekanan dipermukaannya akan menginduksi polarisasi dan akan terjadi medan listrik, jadi bahan tersebut mengubah tekanan mekanis menjadi tegangan listrik. Bahan piezoelektrik digunakan untuk tranduser, yang ditemui pada mikrofon, dan sebagainya[2]. Dalam bahan keramik, muatan listrik dapat juga dihantarkan oleh ion-ion. Sifat ini dapat diubah-ubah dengan merubah komposisi, dan merupakan dasar banyak aplikasi komersial, dari sensor zat kimia sampai generator daya listrik skala besar. Salah satu teknologi yang paling prominen adalah sel bahan bakar. Kemampuan penghantaran ion didasarkan kemampuan keramik tertentu untuk memungkinkan anion oksigen bergerak, sementara pada waktu yang sama tetap berupa isolator. Zirkonia, ZrO2, yang distabilkan dengan kalsia CaO, adalah contoh padatan ionik[2]. 5. Tahapan pembuatan keramik Tahapan dalam pembuatan keramik dibagi menjadi lima tahapan, yaitu Tujuan pengolahan bahan ini adalah untuk mengolah bahan baku dari berbagai material yang belum siap pakai menjadi badan keramik plastis yang telah siap pakai. Pengolahan bahan dapat dilakukan dengan metode basah maupun kering dengan cara manual ataupun masinal. Di dalam pengolahan bahan ini ada proses – proses tertentu yang harus dilakukan antara lain pengurangan ukuran butir, penyaringan, pencampuran, pengadukan mixing, dan pengurangan kadar air. Pengurangan ukuran butir dpaat dilakukan dengan penumbukan atau penggilingan dengan ballmill. Penyaringan dimaksudkan untuk memisahkan material dengan ukuran yang tidak seragam. Ukuran butir biasanya menggunakan ukuran mesh. Ukuran yang lazim digunakan adalah 60 – 100 mesh[3]. Gambar material pada pembuatan keramik[13] Tahap pembentukan adalah tahap mengubah bongkahan badan tanah liat plastis menjadi benda – benda yng dikehendaki. Ada tiga keteknikan utama dalam membentuk benda keramik pembentukan tangan langsung handbuilding, teknik putar throwing, dan teknik cetak casting [3]. Gambar 7. Proses pembentukan keramik[9] Tujuan utama dari tahap ini adalah untuk menghilangkan air plastis yang terikat pada badan keramik. Ketika badan keramik plastis dikeringkan akan terjadi 3 proses penting 1. Air pada lapisan antarpartikel lempung mendifusi ke permukaan, menguap, sampai partikel – partikel saling bersentuhan dan penyusutan berhenti. 2. Air dalam pori hilang tanpa terjadi susut. 3. Air yang terserap pada permukaan partikel hilang[3]. Gambar 8. Proses pengeringan keramik[9] Pembakaran merupakan inti dari pembuatan kermaik di mana proses ini mengubah massa yang rapuh menjadi massa yang padat, keras, dan kuat. Pembakaran dilakukan dalam sebuah tungku / furnace suhu tinggi. Ada beberapa parameter yang mempengaruhi hasil pembakaran suhu sintering / matang, atmosfer tungku dan tentu saja mineral yang terlibat. Selama pembakaran, badan keramik mengalami beberapa reaksi – reaksi penting, hilang / muncul fase mineral, dan hilang berat weight loss[3]. Gambar pembakaran keramik[11] Pengglasiran merupakan tahap yang dilakukan sebelum dilakukan pembakaran glasir. Benda keramik biskuit dilapisi glasir dengan cara dicelup, dituang, disemprot, atau dikuas. Untuk benda – benda yang besar pelapisan dilakukan dengan penyemprotan. Fungsi glasir pada produk keramik adalah untuk menambah keindahan, supaya lebih kedap air, dan menambahkan efek – efek tertentu sesuai keinginan[3]. Gambar pengglasiran dengan menambah unsur hias / seni pada keramik[10] 6. Teknik Pembuatan Keramik Teknik yang umum digunakan dalam proses pembuatan keramik yaitu a. Teknik coil pilin Merupakan teknik pembuatan keramik dengan cara membuat pilinan kecil seperti cacing. Sesuai namanya maka keramik dibuat dari susunan pilinan-pilinan yang disambung. Ketebalan pilinan yang digunakan disesuaikan dengan ketebalan benda yang akan dibuat. Benda keramik yang dibuat dengan teknik pilin dapat diujudkan dalam karakter aslinya yang menampakkan pilinan atau permukaannya dihaluskan sehingga kesan pilinan tidak kelihatan. Hal yang penting untuk diperhatikan adalah ketika menyambung pilinan, permukaan pilinan yang akan disambung hendakknya dibasahi dengan air atau dilem’ memakai lumpur tanah liat. Agar lebih kuat, akan lebih baik apabila permukaan yang akan disambung diberi goresan lebih dahulu. Berikut ini langkah langkah membuat benda dengan teknik pilin[4]. Tabel – Langkah Membuat Benda dengan Teknik Coil / Pilin[4] No. Deskripsi Gambar 1. Membuat pilinan dengan alas meja kerja atau tangan langsung. 2. Alas benda dapat dibuat dengan pilinan atau lempengan tanah liat. 3. Menghaluskan alas benda 4. Memasang dan menyambung pilinan dengan alas. 5. Menghaluskan permukaan benda 6. Menghaluskan keseluruhan permukaan 7. Benda siap dikeringkan b. Teknik tatap batu / pijar jari pinch Cara pembuatan keramik dengan membuat bulatan tanah liat. Istilah pinch bila diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia berarti cubitan atau pijatan, karena tangan kita menekan sesuatu’. Teknik ini merupakan keteknikan bagi pemula dalam membentuk sebuah benda keramik, contoh yang sangat sederhana berupa mangkuk atau bentuk organis tak beraturan. Hasil jejak pijitan akan bisa ditampilkan dari tekanan ibu jari dan telunjuk tangan anda. Fungsi pemijitan dengan jari adalah untuk mengarahkan bentuk pada benda yang akan dibuat, juga untuk meratakan ketebalan benda secara keseluruhan. Benda yang dihasilkan dari teknik pijit ini berupa bentuk-bentuk keramik yang berukuran relatif kecil sampai sedang[5]. Tabel Membuat Benda dengan Teknik Tatap Batu / Pijar Jari Pinch[5] No. Deskripsi Gambar 1. Ambil tanah liat secukupnya, buatlah bola padat, kemudian tekan pusat bola dengan ibu jari 2. Lakukan penekanan dengan ibu jari secara memutar pada dinding benda diawali dari bawah terus naik sampai pada bagian bibir benda. 3. Lakukan pemijitan secara menyeluruh hingga terbentuk benda yang diinginkan. 4. Rapikan bagian luar badan benda agar tampilan tampak selesai. c. Teknik Lempengan Slab Teknik lempeng digunakan untuk membuat bentuk-bentuk utamanya bentuk yang memiliki sudut, seperti bentuk kubus, kotak, persegi panjang, segitiga, segi lima , hexagon dan lain sebagainya. Di dalam teknik lempeng di bedakan menjadi 2 jenis tanah Lempeng lunak soft slabbing. Lempeng “keras” hard slabbing[6]. Jenis lempengan dengan tanah lunak sangat responsive memudahkan untuk di bentuk, folding dapat dilipat, crumpling keriput / kusut, frilling rumbai – rumbai dan mudah untuk dibengkokan. Teknik ini jika di kriya tekstil hampir seperti membuat baju atau seni melipat kertas origami. Sedangkan lempeng “keras” sama seperti joinery menyambung / merangkai. Produk yang dapat dibuat dengan teknik ini antara lain Lempeng bentuk datar berupa tegel, relief, papan nama, hiasan dinding dan sebagainya. Lempeng lipat berupa wadah, standar buku, tempat surat dan lain-lain. Lempeng dengan acuan former berupa berbagai bentuk wadah. Lempeng sambung produknya berupa tempat alat tulis, asbak, vas, dan sebagainya[6]. Untuk memperkuat pada bagian sambungan, pada teknik ini biasanya ditambahkan pilinan pada sudut-sudut yang dirangkai. Cara menyambung lempengan dilakukan dengan menggores bagian yang akan disambung dan mengolesinya dengan lumpur tanah kemudian disatukan denga kuat[6]. Berikut ini urutan gambar membuat kotak dengan teknik slab/ lempeng. Tabel – Langkah Membuat Benda dengan Teknik Lempengan Slab[6] No. Deskripsi Gambar 1. Membuat lempengan dengan roller pin. 2. Memotong lempengan 3. Membuat goresan untuk sambungan 4. Merakit menyambung antar bagian 5. Merapikan d. Teknik Cetak Proses pencetakan benda keramik dialkukan setelah cetakan benar-benar kering sehingga kemampuan cetakan gips untuk menyerap air dari slip tanah liat dapat dengan cepat. Setelah cetakan badan benda, tutup, dan knob benar-benar kering, maka cetakan tersebut siap digunakan, satukan bagian-bagian cetakan dan ikat menggunakan karet dengan kuat agar slip tanah liat tidak mangalir pada belahan cetakan[7]. Tabel – Langkah Membuat Benda dengan Teknik Cetak[7] No. Deskripsi Gambar 1. Siapkan slip tanah liat sesuai kebutuhan untuk proses pencetakan benda keramik. 2. Tuang slip tanah liat ke dalam cetakan hingga penuh, lakukan berulang – ulang hingga mencapai ketebalan benda yang diinginkan. Tuang balik slip tanah liat dari dalam cetakan, kemudian letakkan cetakan dalam posisi terbalik agar sisa-sisa slip tanah liat dapat mengalir. 3. Lepaskan karet pengikat, buka cetakan gips apabila benda hasil cetakan sudah dapat dilepaskan. 4. Potong sisa-sisa tanah dari benda hasil cetakan menggunakan pisau. 5. Sambung bagian-bagian benda knob dan tutup dengan cara menggores bagian yang akan disambung dan olesi dengan slip tanah liat. 6. Rapikan bagian sambungan menggunakan pisau kemudian haluskanpermukaan benda menggunakan spon basah. 7. Diangin – anginkan hingga kering dan siap untuk dibakar biskuit. e. Teknik Putar Proses pembetukan benda keramik diawali dengan proses pengulian tanah liat. Pengulian tanah liat bertujuan untuk didapatkan tanah liat yang plastis, homogen, bebas gelembung udara, dan kotoran. Proses pengulian tanah liat dilakukan setiap kali akan membentuk benda keramik. Sebelum membentuk benda silindris, sebaiknya tanah liat yang siap pakai dibuat bola-bola tanah liat dengan berat yang bervariasi dari 1 kg, 2 kg, 3 kg, 4 kg bahkan lebih[8]. Tabel – Langkah Membuat Benda dengan Teknik Putar[8] No. Deskripsi Gambar 1. Centering Tahap pemusatan tanah liat plastis di atas putaran dengan cara menekan tanah liat. Penekanan dilakukan dengan menggunakan kedua tangan, tangan yang satu menekan dari atas dan tangan lain menahan pada bagian samping. Lakukan proses ini dengan benar sehingga tanah liat memusat tepat di tengah alat putar. Tahap ini harus dikuasai dengan benar karena akan berpengaruh pada tahap selanjutnya. 2. Coning Tahap pembentukan tanah liat seperti kerucut cone. Caranya dengan menekan tanah liat pada bagian samping menggunakan kedua tangan, kemudian menekan kerucut tanah liat ke bawah sehingga membentuk seperti mangkok terbalik, lakukan tahap ini beberapa kali. 3. Opening dan Raising Tahap melubangi open up dan menaikkan tanah liat pulling up atas dengan tangan yang di dalam menekan kearah luar, sedangkan tangan yang di luar menahan sehingga membentuk silinder. 4. Forming Tahap membentuk shaping ini sangat penting karena tahap pembentukan benda keramik menjadi bentuk yang diinginkan sesuai gambar kerja. Pembentukan dilakukan dengan menggunakan kedua tangan dan pada tahap ini diperlukan keterampilan tangan untuk membentuk tanah liat menjadi benda keramik. 5. Refining the contour Tahap ini adalah tahap pengecekan atau pengontrolan dari sisi bentuk dan ukuran benda keramik yang dibuat. Pengecekan menggunakan penggaris untuk mengukur tinggi dan kaliper / jangka bengkok untuk mengukur diameter. 6. Finishing Tahap ini adalah tahap penyelesaian pembentukan benda keramik, yaitu meratakan permukaan benda dengan menggunakan alat butsir, scraper, atau ribbon kemudian menghaluskan dengan spon. Pada kondisi benda setengah kering leather hard dilakukan pengikisan trimming / turning, pada bagian dasar benda keramik, dan dibuat kaki benda. 7. Referensi [10] diakses pada tanggal 10 Oktober 2014 WIB

pembuatan keramik dengan cara membuat pilinan kecil seperti cacing disebut